Faisal Kemal dalam karyanya
Secerca harapan timbul bersama keinginan
Rasa rindu
kerap menjadi canda
dan tawa bergairah
Secerah mentari pagi
ilalang bergoyang berirama
dan burung saling berahutan
tapi jemari tangan ku telah kaku
dingin terselimuti kain yang hangat
seperti kayu
yang disiram kaku
dengan cairan kimia
syair tidak bisa ku dendangkan kembali
tanpa sajak cinta
tanpa sajak sosial
tanpa sajak politisme
tubuh ini semakin kaku
dengan selimut putih yang memanjang
membentuk ikatan sampul rapih
dari kepala sampai kaki
wangi jasad melati
meransang sampai 1 KM dari jasad ini
seharum wangin bunga kasturi
yang ada di surga sang ilahi
Hidung ku kini sudah
ditutupi kapas putih
yang halus dan tebal
hingga penuh menutupi lubang
organ tubuh ku
juga berhenti sejenak
untuk bisa mangapdi
kepada sang khalik
tubuh ku mati
organ dalam ku mati
pemikiran ku mati
dan janji telah aku ingkari
tapi kasih sayang dan cinta
kepada ibu , bapak , kerabat dan sanak saudara
serta kepada bumi pertiwi ini
akan tetap terpatri
tuhan, ketika engkau cabut nyawaku
jangan beritahu sanak saudara
serta kerabat ku
tuhan, ketika aku mati
jangan beri kematian cinta
kepada ibu, bapak ku
tuhan, ketika aku mati
jadikan pemikiran ku
akan masa depan bangsa ku