Kamis, 15 November 2012

Ketika Ajall


Faisal Kemal dalam karyanya

Secerca harapan timbul bersama keinginan
Rasa rindu
kerap menjadi canda
dan tawa bergairah

Secerah mentari pagi
ilalang bergoyang berirama
dan burung saling berahutan

tapi jemari tangan ku telah kaku
dingin terselimuti kain yang hangat
seperti kayu
yang disiram kaku
dengan cairan kimia

syair tidak bisa ku dendangkan kembali
tanpa sajak cinta
tanpa sajak sosial
tanpa sajak politisme

tubuh ini semakin kaku
dengan selimut putih yang memanjang
membentuk ikatan sampul rapih
dari kepala sampai kaki

wangi jasad melati
meransang sampai 1 KM dari jasad ini
seharum wangin bunga kasturi
yang ada di surga sang ilahi

Hidung ku kini sudah
ditutupi kapas putih
yang halus dan tebal
hingga penuh menutupi lubang

organ tubuh ku
juga berhenti sejenak
untuk bisa mangapdi
kepada sang khalik

tubuh ku mati
organ dalam ku mati
pemikiran ku mati
dan janji telah aku ingkari

tapi kasih sayang dan cinta
kepada ibu , bapak , kerabat dan sanak saudara
serta kepada bumi pertiwi ini
akan tetap terpatri

tuhan, ketika engkau cabut nyawaku
jangan beritahu sanak saudara 
serta kerabat ku

tuhan, ketika aku mati
jangan beri kematian cinta
kepada ibu, bapak ku

tuhan, ketika aku mati
jadikan pemikiran ku
akan masa depan bangsa ku

Karya : (Faisal Kemal)

Jumat, 02 November 2012

Diatas Bumi Garuda


Faisal Kemal dalam karyanya

Diatas bumi garuda aku berpijak
menikmati secangkir kopi ditemani jalan raya
pagi di bumi garuda membuatnya sibuk akan memandang dunia
kecerian masyarakat membuat sang garuda tersenyum luas yang indah

melihat bumi garuda , seakan melihat dunia fatamorgana
para petingginya pun sibuk mengambil keputusan demi isi perutnya
dibawah gedung beratap kan tempurung
mereka saling bersikut langsung dengan sorai suara dan seribu slogan
memberi harapan seakan sang garuda bisa terbang melewati garis khatulistiwa

tatapan sang garuda , sekarang mulai sirna
bulunya berkurang satu demi satu
ditumbuhi jamur , kutuk, cacar, dan penyakit kelamin yang menimpanya
raut mata yang memerah, dan darahlah yang keluar dari matanya

kerasnya beton jalanan, sama seperti keras hati para petingginya
tanpa melihat sedikitpun kearah yang berlainan mereka sibuk dengan isi perutnya
yang mulai membucit dan ditumbuhi penyakit
HIV AIDS, Jantung, Kanker dan ganguan pencernaan yang dialaminya

Diatas bumi garuda pemuda pemudi bangsa berkarya dengan intlektualnya
diatas bumi garuda aku disumpah dalam nilai-nilai pancasila
dan diatas bumi garuda aku hanya bisa melihat lewat jendela khatulistiwa

Karya : Murid Asia (Faisal Kemal)

Kamis, 11 Oktober 2012

PUISI AKROTIS

Berpuisi dengan indah merupakan hal yang di idamkan
berpuisi dengan syair merupakan hal yang dibanggakan
tapi berpuisi dengan kasih sayang merupakan ketulusan


Ini merupakan sebuah puisi dengan gaya AKROTIS


                      RINDU

Kini aku berada jauh dari seluk beluk pilu
Enak dilihat tapi selalu dinanti dari lubuk hatimu
Malam yang berganti siang dan pagi yang berganti malam
Aku selalu bercerita tentang sebuah persahabatan
Lukaku lukamu yang selalu kita kenang dalam ruang rindu



Karya : Murid Asia ( Faisal Kemal )

Mari Kita Berkenalan Dengan Puisi

Tak kenal maka tak sayang..
tak sayang maka tak cinta..
tak cinta maka tak bahagia..


ITU MERUPAKAN SAJAK YANG ADA DIKEPALA INI SETELAH DOSEN BERKENALAN DENGAN MAHASISWA..
MARI KITA BERKENALAN SEJENAK DENGAN BAHASA PUISI DAN SASTRA..


Resapilah sebuah ayat suci al-qur'an
Hiruplah Bunga-bunga yang ada ditaman
maka perkenalkanlah saya FAISAL KEMAL


Ketika sayang berpeluh resah pilu
Ketika cinta terlahir dari sebuah qolbu
Dan Ibu - Bapakku menjalin cinta dengan sebuah ikatan pernikahan
Maka lahirlah aku dari rahim ibuku dan diberi nama
FAISAL KEMAL


KARYA : Faisal Kemal

Jumat, 05 Oktober 2012

Sweet Memory Family ; Kado Ultah

Pagi-pagi buta ini setelah melihat sms dari seorang papah rasanya terharu sekali
dan entah kapan papah sudah membuatkan saya puisi ini dengan pembacaan sastra yang baik
kalimat demi kalimat diutainya disetiap kata, keseharianya sangat sibuk
tapi walaupun hanya puisi , aku tetap akan berbakti

Kado Ultah

Bukalah buku harian itu
Disana ada bilangan detik, menit , hari, bulan dan tahun
Ingatlah ketika belajar berdiri
Berjalan dan berlari menggapai harapan
Onak dan duri kita tak perduli
Meski sakit merajuk hati

Hari ini, dikala mentari telah menyingsing
Adzan telah berkumandang
Ayam saling bersahutan
Kicau burung dengan suara yang indah
Meski tanpa tangga nada

Simfoni kehidupan
Bukan fatamorgana yang menipu mata
Dan kehidupan adalah nyata